KISAHKU DI KAPAL PESIAR TEROR VIRUS CORONA PART 1


KISAHKU DI #KAPALPESIAR TEROR #VIRUSCORONA PART 1

Tanggal 1 Februari 2020, malam minggu saya bekerja seperti biasa masuk pukul 9 malam. Saat itu sedang hangat-hangatnya berita tentang penyebaran virus corona di Wuhan China. Sebelumnya belum ada keharusan menggunakan masker disaat keluar kapal, walau beberapa port yang disinggahi oleh kapal saya adalah negara yang sudah ada warga negaranya yang terjangkit virus corona seperti Hongkong dan Taiwan. Pada saat makan pagi Pukul 3, alangkah terkejutnya ketika saya dan teman teman mendengar kabar bahwa penumpang kapal ada yang terkena positif virus Corona setelah pulang dari Hongkong dan dinyatakan positif terpapar virus corona 6 hari setelahnya. Dia adalah seorang kakek berusia 80 tahun yang telah bersama kami selama 5 hari dari Yokohama ke Hongkong. 


Hari pertama di Yokohama tanggal 4 Februari 2020 tiba lebih awal dan saya lihat sudah ada petugas kesehatan Jepang di kapal. Penumpang masih sedang tidur, beberapa koper mereka sebagian sudah berada diluar kamar masing-masing. Seharusnya penumpang hari ini sudah pulang, namun karena ada pengecekan dari pihak Otoritas Kesehatan Jepang, kepulangan mereka  jadi tertunda. Saya mendengar dari teman bahwa ada tim dari pihak Jepang yang mengecek tiap kamar penumpang satu persatu. Tim dari Jepang tersebut ada sekitar 30 orang dengan menggunakan pelindung pakaian lengkap berikut masker. Malam itu malam turn around day, seharusnya malam ini kami dari housekeeping mendistribusikan koper-koper penumpang dari tiap kamar ke lantai 4 kapal untuk dikeluarkan pada pagi harinya, namun hingga saat ini belum ada juga perintah untuk mendistribusikan koper-koper penumpang tersebut. 


Pada siang hari diumumkan bahwa pengecekan kesehatan oleh Otoritas Kesehatan Jepang belum seluruhnya direalisasikan, dan waktu pengecekan pun diperpanjang hingga sekitar 6 jam kedepan. 


Setelah selesai bekerja saya dan temen lainnya  berbincang-bincang di smoking area yang berada dilantai 8 depan kapal. Dalam obrolan kami tidak jauh mengenai keadaan saat ini. Penundaan kepulangan penumpang sekitar lebih dari 3000 orang ini memang bukan hal yang pertama kali. Sebelum-sebelumnya selama saya berada dikapal ini sudah 2 kali kejadian penundaan kepulangan para penumpang. Namun hal sebelumnya disebabkan oleh keadaan di Yokohama, biasanya saat terjadi badai yang besar. Seiring perbincangan kami, pengumuman agar setiap kru kapal dicek suhu tubuhnya di tempat yang sudah disediakan yaitu di M1 lantai 4 biasa kami menyebutnya. Lalu kami pun pergi kesana sekalian pulang ke kabin masing-masing. Pengecekan dilakukan dengan men ceck off kartu identitas kami (laminex) sembari disoroti kamera thermal. Jantung saya berdebar sekali takut hal yang tidak diinginkan terjadi.


Pagi pukul 7 pagi tanggal 5 Februari 2020 pengumuman dari kapten bahwa pengecekan kesehatan seluruh penumpang dan kru sudah dilaksanakan. Dan kapten juga mengumumkan agar seluruh penumpang tidak keluar kamar. Tidak lama setelah pengumuman itu, sang kapten menjelaskan bahwa hal itu sesuai perintah dari Otoritas Kesehatan Jepang yang artinya proses karantina dimulai.


Hari ke 6 tanggal 10 Februari 2020. Sekitar pukul 8 malam, saat itu saya terbangun karena ada pengumuman dari kapten, mengatakan bahwa jumlah yang terdeteksi positif corona hari ini adalah 66 orang, jadi jumlah total mencapai 135 orang. Hari-hari sebelumnya terdeteksi korona sebanyak 10 orang berikut satu kru, 6 orang, 10 orang, lalu 41 orang. Di pagi harinya pukul 9 semua kru kapal diharuskan mengisi pertanyaan kesehatan. Pertanyaan itu diantaranya yang saya ingat adalah apakah anda mengalami batuk? apakah suhu tubuh anda lebih dari 37,5°c? apakah anda mengalami demam? apakah anda mengalami sesak nafas? dll. 


Hari ke 7 Tanggal 11 Februari. Ada pertanyaan-pertanyaan dalam benak saya dan teman-teman yang lain. Bila kami semua sudah pulang ke indonesia apakah kami semua akan dikarantina terlebih dahulu di Natuna? seperti WNI yang datang dari Wuhan waktu itu.


Kabar dari grup bahwa salah satu kru Indonesia sedang di isolasi sejak kemarin. Suhu tubuhnya berada diatas 37,5. 


Bagi saya sendiri, selain diwajibkan menggunakan masker dan sarung tangan, saya menampung semua alternatif cara agar terhindar dari virus ini. Seperti misalnya katanya dengan wudhu bisa menghindarkan dari virus corona ini. Hal tersebut selalu saya lakukan setidaknya saat waktu senggang ketika bekerja atau setelah buang air kecil. Menurut saya sendiri, dengan wudhu dapat menyeimbangkan suhu tubuh kita. Hal lain seperti setiap saat saya selalu mengucapkan shalawat dan istighfar dan berdoa agar dilindungi oleh Allah SWT. 

Hal lainnya pola makan seperti dipagi hari saya harus minum susu. Pada malam hari saya harus minum jeruk hangat. Dan yang terutama minum vitamin C sehari sekali. Hal lainnya, dikarenakan karena konon katanya virus ini menular lewat udara, dan virus ini seperti halnya virus influenza maka saya melakukan kebiasaan saya apabila istri saya sedang flu, kami selalu meletakkan potongan-potongan bawang dikamar kami, agar bau bawang menyebar ke seluruh udara di dalam kamar. Hal tersebut saya lakukan juga pada kasus ini, saya ambil bawang bombay (Karena tidak menemukan bawang merah) di crew mess (ruangan aktifitas makan kru) dan saya letakkan ke suatu tempat dipojokan kasur. 


Hari ke 8 tanggal 12 Februari 2020. Kekhawatiran saya semakin besar ketika dipagi hari pukul 5 pagi, saya melihat di sekitar kabin saya terdapat tray-tray makanan di depan kabin yang lain. Saya hitung tray makanan itu ada 7 tray, yang berarti mereka sedang di isolasi di dalam kamar dan sedang dalam pengawasan. Begitu juga di lantai 3 banyak sekali kru kapal yang sedang dalam pengawasan. Saya dan teman saya pun kaget, kami mengecek satu persatu dari mereka, penasaran dari departemen mana dan negara mana.

Sepertinya penyebaran virus ini terus berlanjut hingga ke kru. Lalu setelah selesai kerja pagi pukul 8, saya dan teman saya belanja ke crew shop untuk membeli kebutuhan makanan, lalu setelah itu sarapan dan mandi. setelah mandi, tak lama ada pengumuman dari kapten bahwa ada penambahan orang yang terkena positif corona pada hari ini dan otoritas Jepas sedang menyusun pentransferan 38 orang ini ke rumah sakit di Yokohama untuk dilayani secara intensif. Betapa kagetnya saya tiap hari jumlah yang terkena positif sangat besar. Ada berita dari kru lain bahwa untuk hari ini 7 diantaranya adalah kru kapal.


Hari ke 9 mulai bekerja lagi pukul 9 malam. Jumlah kru yang diisolasi saya lihat menjadi bertambah karena di area kabin saya hitung menjadi 9 kabin yang diisolasi, dengan melihat tray makan malam yang sudah ditaruh di depan kabin masing-masing. Saya juga mendengar bahwa pas makan malam tadi temen saya melihat ada kru kapal yang tiba-tiba tak sadarkan diri saat makan malam di crew mess. katanya semua orang pada diam karena takut namun ada diantara mereka akhirnya mendekatinya dan membawanya ke klinik kesehatan. 

Otoritas Jepang melarang para kru saling berdekatan, di crew mess pun sekarang kursi-kursi diletakkan agak berjauhan. dan membatasi kru yang masuk supaya tidak terlalu banyak orang didalamnya. Disetiap lantai dekat lift depan tengah dan belakang disediakan tempat pos-pos sanitasi dan suplai sarung tangan dan masker. Hal ini agar memudahkan kru untuk sering mensanitasi tangannya dengan alkohol dan mengganti masker dan sarung tangan.


Tanggal 14 Feb 2020. Malam berkabut menyelimuti Yokohama. Suara kapten dari speaker kamar membangunkan saya, tepat pukul 8 malam, membacakan komentar-komentar dari para tamu yang terus menyemangati dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh kru yang telah bekerja keras dan terus melayani mereka dalam situasi karantina ini. 

Riswan yang sudah selesai mandi memberitakan bahwa bantuan dari KBRI Tokyo telah tiba. Bantuan ini berupa kebutuhan para kru kapal Indonesia terutama Vitamin C. Hal ini dikarenakan adanya himbauan agar masing masing kru kapal senan tiasa menjaga kesehatannya agar imunitas dalam tubuh terjaga, dan bahwasannya persediaan stok vitamin di dalam kapal telah habis semenjak hari ke-2 karantina. Para kru berbondong bondong membeli multi vitamin ini dan menyebabkan persediaan habis. 


Kembali ke aktifitas bekerja di malam hari, pekerjaan utama dalam masa karantina ini adalah sanitasi seluruh area kru, area publik, area restoran, koridor koridor kamar penumpang dan kru, dan fasilitas lainnya. Kami tim malam dengan menggunakan alat semprot yang sudah diisi dengan virox bertugas untuk mensanitasi semua permukaan terutama permukaan yang biasa tangan menyentuh seperti kursi, pegangan tangga, meja, dinding, telepon, dan lain sebagainya.  


Tanggal 15 Februari 2020. Tak banyak kini ambulan yang berjajar di Daikoku Terminal Cruise Yokohama. Kini setelah aku terbangun, sang kapten mengumumkan bahwa akan ada penambahan tim medis dari Otoritas Kesehatan Jepang. Juga bagi kru yang menginginkan pulang ke negaranya agar segera mengkoordinasikan kepada kepala managernya masing-masing mengisi form yang pilihannya adalah yang pertama ingin mengakhiri kontrak, yang kedua ingin melanjutkan sisa kontrak. Jadi sudah dipastikan bahwa tidak semua kru akan dipulangkan, akan tetapi apabila kru tersebut menginginkan untuk tetap bekerja maka akan tetap berada di kapal atau di transfer ke kapal lain setelah isu virus corona ini usai.. Namun, apabila kru ngin mengambil libur maka akan dipulangkan dan memulai kembali kontrak yang baru.

Bersambung ...